Kamis, 14 Juli 2011

JADI PENULIS TAK HARUS PINTAR, TETAPI....

Buku ini membuka cakrawala pandangan orang awam terhadap Penulis. selama ini orang beranggapan bahwa seseorang harus "Pintar" agar bisa menjadi Penulis. Buku ini juga membuka rahasia P B8 dalam menghasilkan buku yang tidak terikat dengan segala macam teori-teori penulisan. Sehingga buku ini sangat mudah diperaktekkan oleh siapapun ng bercita-cita menjadi Penulis. Buku sederhana ini bukan bertujuan menggampangkan proses menulis, tetapi memang menulis itu tidak sulit.

Endorsment dari Teman:

Buku ini layaknya diberi judul "Cara Pintar Menjadi Penulis Pintar" (Kurniawan Junaedhie: Penyair, Editor, Penulis)

Penyajian dialog menjadikan buku ini menarik dan tidak membosankan. Siapa pun yang membaca buku ini pasti takkan mengalami kesulitan mewujudkan mimpi menjadi penulis hebat. Salam Kreatif!
(Paskalina 'Lea Lina', editor, penulis buku remaja "Asyiknya Menulis Diary" dan "Asyiknya Menulis Resensi")

Sabtu, 28 Mei 2011

MESSIDONA MAN OF THE MATCH

Dini hari tadi 90+6 menit sejak kick off pukul 01.45 menjadi akhir dari kompetisi yang melelahkan antara Barcelona FC dan Manchester United. Kompetisi antar klub juara  di liga-liga elite Eropa yang dilabeli dengan nama Liga Champion Eropa. Daya tarik liga champion Eropa yang mendunia tentunya dikarenakan oleh berkumpulnya para pemain-pemain dengan talenta hebat yang dimiliki oleh masing-masing klub. Konon, Final Liga Champion Eropa disaksikan oleh hampir separuh penduduk di dunia bahkan bisa menyamai jumlah penonton Piala Dunia. Sungguh hiburan yang menakjubkan bagi penggila kulit bundar.
Bukan hanya ada hiburan dalam pertandingan besar seperti Final Liga Champion Eropa tetapi ada banyak kepentingan dalam pertandingan tersebut, selain pemasukan iklan ada kepentingan taruhan (judi) di dalamnya. Asian Handicap memasang pasaran  Barca X Mu ½ +1 yang artinya Barcelona memberi kemenangan ½ bola kepada Mu dan mahal 10%. (disini saya tidak membahas segala macam jenis pasaran karena Judi diharamkan oleh agama, walaupun saya tahu beberapa rule dari asian handicap maupun standar uerobet dll).
Tadi pagi FC Barcelona melibas Manchester United dengan skor cukup telak 3-1. Bagi sebagian orang skor tersebut cukup mengejutkan dimana pertandingan dilakukan di tanah Inggris di Wembley Stadium, yang oleh beberapa teman menganggap  Manchester United sebagai  tuan rumah walaupun saya tidak menganggap demikian karena distribusi tiket dilakukan secara merata untuk pendukung kedua kubu. Final Liga Champion Eropa selalu netral.
Saya sendiri memprediksi hasil imbang dan dilanjutkan tambahan waktu bahkan tendangan penalti. Namun pertandingan berjalan jauh dari prediksi. Lionel Messi si bocah ajaib dari Argentina ternyata bisa memecah konsentrasi para pemain bertahan Manchester United. Bayangkan gerakan Messi harus dikawal lebih dari dua orang sehingga memudahkan pemain lain melakukan ancaman terhadap gawang Van der Sar.
Memang kemenangan ini bukan hasil kerja Messi seorang, karena sepak bola adalah permainan tim dan dukungan semua lini Barcelona terlihat dari penguasaan bola yang cukup besar mencapai lebih dari 60% , namun kalau saya harus memilih Man of the match pilihannya adalah jatuh pada Lionel Messi atau sering dijuluki Messidona (titisan skill Maradona).
Selamat kepada Barcelona FC. Sampai ketemu di musim depan.

Salam Persahabatan P B8.

Selasa, 10 Mei 2011

MASIH BERSIHKAH NEGERI INI?

Negeri ini kelihatannya semakin menakutkan saja. Pasalnya orang-orang yang selama ini terlihat BERSIH dan idealis ternyata “Mungkin” tidak BERSIH. Mengapa saya menggunakan kata “Mungkin?” hal ini dikarenakan belum ada keputusan pengadilan yang menyatakan orang-orang ini bersalah. Dan sistem hukum selalu menganut azas praduga tak bersalah.
Bagi sebagian besar anda tentunya penasaran dengan paragraf di atas. Merujuk kepada siapakah?
Dengan tegas saya jawab: Angelina Sondakh (anggota DPR Partai Demokrat) dan Marie Elka Pangestu (Menteri Perdagangan).
Dua sosok wanita yang selama ini oleh publik anggap BERSIH dan berkompeten serta idealis, ternyata beberapa hari ini menjadi pemberitaan di berbagai media massa. (Mudah-mudahan hanya berita).
Angelina Sondakh DIDUGA tersangkut korupsi dana pembangunan wisma atlet di Palembang dan Marie Elka Pangestu DIDUGA melakukan nepotisme dan markup dalam pembelian pesawat XIAN MA 60 made in China yang beberapa hari lalu jatuh di Papua. (sekali lagi DIIDUGA).
Era kebebasan media saat ini memang memiliki efek yang sangat besar terhadap pembentukan opini publik. Publik akan terpengaruh oleh arus pemberitaan apalagi jika memang ada konspirasi besar yang bermain dengan tujuan untuk menjatuhkan kredibilitas lawan politik.
Sebagai rakyat. Kita sebaiknya cerdas dalam menilai suatu pemberitaan. Dan harus diingat pula, bahwa dalam kancah persaingan politik hal-hal kecil pun bisa diblowup dan dimanfaatkan lawan politik untuk menjatuhkan siapapun.
Terlepas dari kedua sosok yang disebutkan di atas terlibat atau tidak, biarlah hukum yang memutuskan. Dan saya berharap kedua sosok yang kelihatan BERSIH ini tetap BERSIH dan bisa membuktikan kepada publik bahwa mereka memang BERSIH, agar kami sebagai rakyat tidak berpendapat bahwa di negeri ini tidak ada lagi manusia yang BERSIH.

Semoga P B8 dan Sahabat-Sahabat selalu BERSIH.

Jumat, 15 April 2011

PENULIS SENIOR SAMA DENGAN PENULIS YUNIOR

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Senior dan Yunior. Kata Senior merujuk kepada mereka  yang sudah lama berkecimpung dibidangnya dan kata Yunior adalah kebalikkan  kata Senior yaitu mereka yang baru mulai menggeluti bidang tersebut, dalam tulisan ini saya gunakan kata PEMULA.
Dulu saya selalu menggangap  saya sebagai pemula, padahal saya sudah menghasilkan beberapa karya fiksi dan nonfiksi namun belum dipublikasikan.
Beruntung, kemajuan teknologi (facebook) memungkinkan saya berkomunikasi dengan beberapa penulis, sehingga saya berhasil dekat dengan mereka yang bersedia membagikan ilmu penulisan kepada saya (walaupun lebih banyak yang menghindar).
Dari perkenalan saya dengan teman yang baik ini (bermukim di DIY), saya selalu dimotivasi dan dinasehati bahwa dalam dunia penulisan tidak ada yang senior dan yunior, yang ada hanyalah punya karya atau tidak punya karya.
Akhir-akhir ini saya mulai menyadari kebenaran kata-kata teman saya itu.
Kalau dari segi usia dan lamanya berkecimpung dibidangnya tentu kata senior dan yunior berlaku. Namun jika dari segi hasil karya, belum tentu seorang yang berlabel SENIOR pasti lebih baik dari YUNIOR. Artinya, seorang PEMULA sekalipun sangat mungkin menghasilkan sebuah karya yang baik dan bisa diterima oleh pembaca, dan tidak selamanya hasil karya seorang SENIOR bisa diapresiasi oleh pembaca bahkan kemungkinan gagal pun selalu ada.
Mengapa saya berani mengatakan demikian?
Saya sudah merasakannya. Sejak novel AKU MENCINTAI PRIBUMI diluncurkan hampir tiap hari saya dapat pesan inbox dan SMS yang mengatakan bahwa mereka puas membaca novel saya dan berharap dibuatkan novel ke 2, bahkan ada teman yang mengusulkan difilmkan (walau itu hal yang sangat sulit diwujudkan untuk saat ini).
Saya bukan meremehkan teman-teman yang sudah lama berkecimpung didunia penulisan, segala hormat bagi mereka. Kalau dulu karena keterbatasan media dan informasi tentunya orang yang lebih berumur akan lebih banyak mengetahui apapun, namun saat ini dengan ketersediaan infomasi hampir semua orang bisa mengakses informasi apapun bahkan  semakin tersedianya buku-buku bekas (termasuk saya juga memanfaatkan buku murah) tentu akan semakin mudah bagi siapapun untuk mendapatkan informasi sebagai makanan bagi otaknya untuk melahirkan karya-karya baru.
Dari penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa PENULIS SENIOR sama dengan PENULIS YUNIOR jadi siapapun dia judulnya adalah tetap PENULIS.
Bagi penulis yang sudah terkenal janganlah merasa HEBAT.
Bagi anda penulis yang belum terkenal, cepat atau lambat anda akan segera terkenal ini hanya masalah waktu, hari ini atau besok "Siapa tahu?".
Maaf, P B8 tidak ingin terkenal secara pribadi, P B8 lebih ingin hasil karyanya yang dikenal.
(Salam Penulis P B8 Penulis Novel Aku Mencintai Pribumi)

Selasa, 12 April 2011

FENOMENA, WABAH ATAU TEROR?

Dua minggu lalu kita dibuat kaget oleh pemberitaan di televisi yang menayangkan jutaan ulat bulu di Probolinggo, media menyebutkan ribuan namun saya menyebutnya jutaan tidak apa-apa karena kami sama-sama tidak menghitung jumlahnya.

Beberapa hari kemudian dikabarkan bahwa  ulat bulu semakin menyebar ke beberapa desa bahkan beberapa kecamatan, terakhir disebutkan ada di Bali dan Lombok.

Hari ini saya nonton di televisi ternyata ulat bulu sudah ada di Cikampek. Saya yang bermukim di Jakarta mungkin harus dengan terpaksa mengucapkan kata “Selamat Datang di Ibukota Ulat Bulu”.

Mengapa ulat-ulat bulu ini bisa semakin banyak? walaupun setiap hari kita lihat di televisi,  Dinas Pertamanan bekerja sama dengan masyarakat setempat sudah melakukan pembasmian baik dengan cairan kimia maupun dengan cara tradisional (dibakar). Hasilnya menurut saya GAGAL.

Kembali ke Judul, Fenomena, Wabah, atau Teror?

Menurut saya keadaan ini memang termasuk Fenomena karena keadaan ini tidak lazim terjadi. Wabah? Ya. Sudah pasti,  Pasalnya akibat kejadian ini masyarakat banyak yang mengalami gatal-gatal. Teror? Mungkin saja bahkan sangat mungkin, perlu kajian lebih jauh.  Pasalnya dalam kehidupan bernegara sudah pasti terjadi persaingan yang ujung-ujungnya bermuara pada ketahanan ekonomi. Mungkin anda menyangka bahwa imajinasi saya terlalu jauh dan nakal membayangkan kejadian ini sebuah teror, atau anda akan mengatakan ini bukan fiksi Bung!

Terserah anda, inilah yang saya bayangkan.

Saya tahu ini bukan fiksi, tetapi ada satu rahasia yang akan saya bocorkan kepada anda, bahwa dalam menulis fiksi banyak hal nyata yang saya masukkan dalam karya fiksi saya (Novel ).

Mari Berimaginasi.

(P B8 Penulis Novel Aku Mencintai Pribumi)

Senin, 11 April 2011

HARGA VS MUTU

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai bidang saat ini sedikit banyak telah memperngaruhi pola pikir  kita. Sadar atau tidak sadar kita semua akan dipengaruhi oleh perkembangan itu.
sebuah iklan produk pembersih di televisi mengatakan “Bagus belum tentu mahal dan mahal belum tentu bagus”.
Tentu hal ini telah merubah pandangan kita sejak lama yang  berpedoman pada “Ada harga ada mutu”.
Jadi pendapat manakah yang benar?
Keduanya bisa benar, dan sangat dipengaruh marketing mix (bauran pemasaran) yang  diterapkan oleh perusahaan. Marketing mix secara sederhana dapat artikan sebagai kombinasi dari 4P plus (Product, Price, Place, Promotion dan Plus faktor-faktor lain yang lebih kompleks).
4P plus memang sangat sederhana dipandang dari luar, namun bukan hal yang  mudah dalam menerapkannya pada suatu produk. Penerapan marketing mix pada produk  makanan dengan produk  yang berhubungan dengan gaya hidup sangat berbeda.
Sebuah produk dengan mutu biasa, apabila dikemas dengan baik, diiklankan dengan gencar tentu akan berpengaruh positif terhadap produk tersebut. Sebaliknya produk  dengan mutu baik  dikemas biasa-biasa saja serta tanpa diiklankan maka produk tersebut umumnya tidak akan  bertahan. Disinilah umunya disebut image terhadap produk.
Sebagai konsumen, apa yang harus kita lakukan? Apakah harus mempercayai pendapat Ada Mutu Ada Harga atau Mahal belum tentu bagus?
Hal ini memang  sangat sulit diukur, semua tergantung dari pengalaman dan pengetahuan kita. Yang terpenting adalah  sebagai konsumen kita jangan mudah dipengaruhi oleh mulut manis penjual, walaupun banyak penjual yang masih jujur  namun kebanyakkan hanya mengejar kuantitas.
Jangan sungkan untuk bertanya kepada orang yang sudah pernah menggunakan produk baru yang ingin kita beli. Bersikaplah cerdas sebagai konsumen jangan mudah dikalahkan produsen.  
Semoga bermanfaat.
(P B8 penulis Novel Aku Mencintai Pribumi)