Selasa, 02 November 2010

MAAF, KATANYA KITA CIONG, JADI GA BOLEH NIKAH

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata Ciong terutama bagi orang yang kebetulan bergaul dengan komunitas bermata sipit (maaf= keturunan suku China). Namun tidak semua memahami apa arti Ciong, agar kita memiliki pandangan yang sama mengenai arti kata di atas, disini saya menerjemahkannya secara umum yaitu Tidak Selaras=Tidak Klop=Tidak searah.
Apa nya yang tidak selaras?
Kalau dari judul di atas tentunya yang tidak selaras adalah manusia dengan manusia (walaupun antara manusia dengan barang atau rumah atau kota tempat tinggal juga bisa menyebabkan Ciong yang dalam kurung akan saya uraikan lain waktu). Kembali kepada ciong antar manusia.
Menurut kepercayaan orang China (bukan hanya China tetap Jepang dan Korea juga), manusia lahir selalu dinaungi oleh Shio yang digambarkan berupa binatang yang sedang berkuasa tahun itu. (Bagaimana sejarahnya atau legendanya, banyak versi namun sy tidak membahasnya untuk saat ini)
Jumlah Shio ada 12 yang oleh sebagian orang menggambarkan sifat binatang tersebut (Maaf, saya belum bisa membuktikan semua itu), yang tediri dari Tikus, Kerbau, Macan, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Kambing, Monyet, Ayam, Anjing, Babi. Dari keduabelas Shio di atas ada yang sifatnya saling bertentangan (Ciong) dan ada yang sifatnya saling melengkapi.
Siapa yang Ciong dengan siapa?
Secara umum, banyak orang awam yang ilmu Fengshui pas-pasan akan mengatakan bahwaTikus Ciong dengan Kuda, Kerbau Ciong dengan Kambing, Macan ciong dengan Monyet, Kelinci ciong dengan Ayam, Naga ciong dengan Anjing, Ular ciong dengan Babi.
Kalau seseorang yang ingin menikah atau mau melakukan kerja sama bisnis mendapat jawaban di atas umumnya mereka akan berpikir ulang untuk manjalankan niatnya.
Apakah jawaban di atas benar?
Bisa BENAR dan bisa juga SALAH.
Mengapa begitu?
Menurut hemat saya, tidak salamanya pertentangan Shio akan menyebabkan ketidakselarasan antara dua orang manusia, karena masih banyak hitungan lain yang harus dikombinasikan baik jam, hari, bulan, serta tahun lahir. Semua itu butuh ketelitian dari seorang yang sudah biasa menghitung (sekedar info: ada softwarenya, tetapi sampai saat ini saya belum dapat, konon softwarenya beredar terbatas).
Untuk apa mengetahui jam, hari, bulan serta tahun?
Dalam ilmu Feng shui dikenal dengan istilah Yin Yang Lima Unsur, yang terdiri dari Api, Tanah, Logam, Air, dan Kayu. Nah dari jam, hari, bulan dan tahun lahir seseorang akan diketahui bahwa seseorang dominan berunsur apa.
Apa hubungannya antara unsur dengan Ciong tadi.
Seperti saya sebutkan di atas bahwa kebanyakan orang mengatakan shio Tikus akan Ciong dengan Kuda, Namun saya belum percaya 100%. Bagaimana seandainya Tikus berunsur dominan Air, begitu juga Kuda memiliki unsur dominan Air? Apakah mereka tetap Tidak Selaras?
Kalau menurut hitungan paduan unsur maka Air dan Air itu Cocok.
Jadi mulai sekarang, jangan asal percaya dengan ramalan orang yang mengaku ahli Feng Shui, kecuali memang dia sudah benar-benar seorang pakar.
Apakah Ilmu Feng Shui bertentangan dengan agama?
Saya tidak tahu. Selama tidak menduakan Tuhan menurut saya tidak bertentangan, ilmu apapun boleh kita pelajari dan mencari hal yang positifnya saya.
Kalo ramal meramal, apa tidak bertentangan?
BMKG (Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika) juga meramal cuaca yang kadang kala meleset, toh itu hanya sebagai gambaran secara umum saja.
Yang terpenting sebagai manusia, kita hanya bisa merencanakan, namun TUHAN yang menentukan, dan sekali lagi jangan langsung percaya apabila seorang mengatakan anda ciong dengan pasangan anda. Semoga bermanfaat

(PB 8)

Senin, 25 Oktober 2010

AIR VS JAKARTA


Jakarta Tenggelam Tahun 20xx, Jakarta Terancam Air, Banjir Mengancam Jakarta, Jakarta Akan jadi Ibu Kota Bawah Laut, Jakarta Waspada Air dan masih banyak lagi judul surat kabar yang selama ini kita baca, bahkan televisi juga lebih sering mengangkat tema Air VS Jakarta untuk dijadikan topic bahasan dengan menghadirkan para pakar lingkungan.
Setelah saya amati, ternyata didapat kesimpulan bahwa yang menjadi pokok permasalahannya adalah curah hujan yang cenderung meningkat, saluran air di Jakarta yang tidak berfungsi dengan baik, pendangkalan sungai, hilangnya hutan di daerah hulu yang menjadi daerah penyanggah, penurunan permukaan tanah yang di akibatkan oleh pemanfaatan air tanah yang berlebihan, dan yang lebih mengerikan adalah naiknya permukaan air laut yang disebabkan mencairnya es di kutub.
Dari beberapa masalah yang dapat saya simpulkan itu sebenarnya bukan tidak bisa ditangani jika pemerintah mau serius menanganinya, dalam hal ini adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bahkan bisa melibatkan swasta.
Curah hujan yang cenderung meningkat memang tidak bisa kita hindari karena itu merupakan kejadian yang termasuk alami, namun agar bisa meminimalisir dampak dari curah hujan yang cenderung meningkat, saluran air atau got sebaiknya diperbanyak dan diperlihara agar jangan sampai mampet dan sebaiknya dibentuk SATGASGOT (semacam satpolpp yang khusus menangani Got), dilakukan pengerukan secara berkala terhadap sungai-sungai yang ada di Jakarta, agar air hujan tidak langsung mengalir ke sungai daerah hutan penyanggah yang ada di Puncak  atau Bogor dikembalikan ke fungsi asalnya, saya tidak setuju dengan pembongkaran Villa-Villa yang ada. Sebaiknya pemilik Villa di wajibkan menanam pohon disekeliling Villanya dari pada harus membongkar Villa.
Masalah penyedotan air tanah yang berlebihan, tentu hal ini tidak akan terjadi apabila pemerintah mampu menyediakan air pam yang murah dan layak digunakan (saya tinggal di daerah yang oleh pengembangnya di sebut kelas real estate, sejujurnya saya tidak perduli dengan segala kelas, yang terpenting saya bisa tidur dan tidak kehujanan ) air pam lebih sering keruh dari pada jernih, sehingga saya terpaksa menggunakan air tanah untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk minum saya terpaksa harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli air mineral bermerek.
Masalah mencairnya es di kutub, tentu ini masalah global yang sedang ditangani oleh PBB dengan memerangi penebangan hutan secara illegal dengan mengkampanyekan penanaman kembali hutan.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa beberapa daerah Jakarta memang berada di bawah permukaan laut, jadi ya wajarlah kalau air laut akan masuk, terutama Jakarta Utara.
Memang benar pendapat itu, namun hal itu tidak  bisa dijadikan alasan.
Mengapa tidak?
Karena, bukan hanya Jakarta yang letaknya di bawah permukaan laut. Kita ambil contoh Negara Belanda, Negara yang pernah menjajah kita selama kurang lebih 350 tahun. Belanda secara umum sebagian besar negaranya berada di bawah permukaan laut, namun mereka bisa mengatasinya dengan membuat tanggul/bendungan/dam.
Wah tentu sangat besar biaya yang diperlukan.
Sudah pasti, namun sejak awal tulisan ini saya sudah mengatakan pemerintah harus melibatkan swasta.
Bagaimana?
Tentu, banyak cara yang bisa dilakukan untuk melibatkan swasta. Salah satunya adalah memberikan insentif pajak bagi swasta yang ingin terlibat. Misalnya membangun apartemen di tepi laut Jakarta Utara yang sekaligus memanfaatkan fondasinya sebagai penahan air laut, atau membuat Mall atau pusat perbelanjaan di tepi laut yang juga memanfaatkan fondasinya sebagai penahan air laut, dan masih banyak lagi bangunan yang bisa dijadikan tempat wisata sekaligus sebagai penahan air laut.
Apakah tidak sulit?
Bagi kita yang awam tentu akan sangat sulit. Tetapi bagi insinyur-insinyur yang berpengalaman tentu bukan hal yang mustahil. Coba bayangkan jembatan penyeberangan dari Surabaya ke Madura (SURAMADU) yang membentang kurang lebih 5 km, tiang pancangnya sangat kokoh di tancapkan di dasar laut. Untuk zaman sekarang kelihatannya semuanya dengan mudah dapat di wujudkan.
Seandainya got sudah lancar, sungai sudah dikeruk, pantai sudah dibendung  bagaimana cara air bisa mengalir ke laut dengan lancar seandainya letak Jakarta lebih rendah dari laut?
Jawabnya adalah menggunakan pompa (pompanisasi menurut pakar) menyedot air yang bisa dibuang langsung ke laut .
Bagaimana dengan BKT? Apakah selama ini dianggap tidak berhasil? BKT memang bisa diandalkan namun belum bisa berfungsi secara maksimal, saya tidak tahu apa kendalanya. Bahkan untuk jangka pendek saya rasa Biopori yang di cetuskan oleh seorang pakar, nampaknya lebih efektif karena tidak membutuhkan  biaya besar.
PENULIS B 8

Kamis, 21 Oktober 2010

SENIOR DILAWAN !


Waktu kuliah, setiap hari saya memanfaatkan bus kota dari terminal Pulo Gadung menuju kampus, berdiri berdesakan sudah menjadi kegiatan ku sehari-hari, bus kota di cegat sekelompok anak sekolah bahkan aksi copet di atas bus juga bukan hal aneh lagi, apalagi teriakan kondektur yang memerintahkan penumpang “masuk, masuk, rapat, rapat, rapat” dengan logat khasnya sudah sangat ku hafal.

Sejak lulus kuliah, aku sudah jarang memanfaatkan bus kota, karena tempat tinggalku juga aku manfaat untuk mencari uang sehingga boleh dikatakan aku sangat jarang menggunakan kendaraan umum, dan kebetulan aku juga sudah bisa membeli kendaraan pribadi (walaupun mobil bekas, tapi aku bersyukur hehehe)

Yang namanya tinggal di kota besar, tentunya sekali-sekali kita pasti masih membutuhkan bus kota, kali ini aku harus naik bus kota lagi, kebetulan ada urusan ke daerah Senen aku tidak berani mengendarai mobil sendiri karena sejak pagi, hujan cukup deras, dari berita yang saya dapat di radio ternyata cempaka putih sedikit tergenang, agar tidak mogok sebaiknya aku naik bus.

Aku duduk di samping bus dekat supir, tepatnya diatas kap mesin, tempat favoritku saat menjadi langganan bus (memang agak panas) tetapi aman dari copet. Bus berjalan agak pelan mungkin sambil menunggu penumpang.
“Pak gimana hasil tarikan sekarang?” tanya ku sok akrab
“Sekarang susah” jawab supir sambil geleng-gelang kepala
“Ia pak, memang zaman lagi susah” kata saya
“Beda Pak, zaman  dulu lebih enak cari uang” kata Supir sambil mengeringkan keringat diwajahnya dengan handuk putih yang sudah berubah menjadi coklat (jarang di cuci)
“Saya tidak tahu pak, zaman dulu yang cari uang orang tua saya, saya hanya dapat jatah kiriman saja” jawab saya sambil tersenyum
“Bapak bisa aja” katanya “Tapi benar pak, sekarang nyari uang jadi supir memang agak sulit” lanjutnya
“Pak mungkin akibat mudah nya membeli sepeda motor saat ini, jadi yang naik bus beralih ke sepeda motor” jawab ku
Supir hanya mengangguk-angguk saja, kemudian menekan pedal gas semakin kencang sehingga suara mesin menggelegas sambil menyalakan klakson.
Saya juga terkejut dengan tindakan supir yang tiba-tiba menjadi sangat beringas, saya melihat ke depan, ternyata sekelompok anak sekolah yang tadinya telah mencegat bus berhamburan semua menghindari bus kota yang saya tumpangi.
Setelah melewati sekelompok anak sekolah tadi supir kemudian berkata “Senior dilawan”
Nampaknya supir sangat puas dengan tindakannya yang berhasil membuat anak sekolah lari kocar kacir semua.
“Maksudnya apa pak? Tanya saya
“Dulu waktu SMA, kelakuan saya juga seperti mereka mencegat bus kota, berarti saya senior mereka kan?
“Ia, ia, ia Pak, saya paham” kata saya sambil tertawa
“Senior di lawan” ulang sang supir
Akhirnya bus tiba di terminal Senen dan saya pun turun, sepanjang jalan saya tertawa sendiri saat ingat kelakuan supir tadi.


PB 8

Selasa, 19 Oktober 2010

DI PERSIMPANGAN JALAN


Di jalan lurus kita melangkah
Tak ada keluh kesah
Semua terasa mudah
Kita tidak saling menyalah...
                Ketika bertemu persimpangan
                Ku ingin ke kiri, namun
                Kau ingin ke kanan
                Aku yakin dengan kiri, namun
                Kau juga yakin dengan kanan
Akhirnya kita tertahan
Tertahan di persimpangan jalan.............



Oleh PB 8

Sabtu, 16 Oktober 2010

RUMAH TUSUK SATE



Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar kata Rumah Tusuk Sate (bukan rumah milik penjual sate ya, hehehehe) tetapi mungkin juga ada yang belum, supaya kita memiliki persepsi yang sama disini saya jelaskan sedikit pengertian Rumah Tusuk Sate.
Rumah Tusuk Sate adalah posisi depan rumah persis menghadap arah jalan, baik itu berupa jalan raya, jalan diperumahan ataupun gang kecil, semuanya termasuk posisi Rumah Tusuk Sate.
Posisi ini, oleh sebagian besar orang dianggap rumah yang tidak baik peruntungannya (walaupun tidak semua orang), saya termasuk salah satu yang  mempercayainya. Karena anggapan itulah sehingga Rumah Tusuk Sate harganya cenderung lebih murah dibanding dengan harga rumah yang ada di sebelahnya.
Secara logika memang posisi Rumah Tusuk Sate lebih rawan kecelakaan akibat kendaraan yang melaju kencang menuju ke arah rumah dan beresiko menabrak rumah atau penghuni yang berada diluar rumah, dan penghuni rumah sedikit mengalami kesulitan saat ingin keluar mengendarai kendaraan (namun lebih mudah saat masuk), penghuni lebih gampang terserang batuk karena debu yang berkumpul pada posisi ujung jalan lebih banyak.
Kalau hanya masalah itu tentu untuk menangkalnya tidaklah sulit!!!
Memang benar, sangat gampang!
Caranya: menanam tanaman yang rindang agar bisa meredam debu yang akan masuk kerumah, ada yang menyarankan memasang cermin, saya setuju dengan cermin tetepi seharusnya cerminnya besar (bukan yang ukuran kecil) fungsinya adalah agar saat kendaraan melaju kencang menuju Rumah Tusuk Sate pengemudi bisa melambatkan kendaraan dan menyangka ada kendaraan dari arah berlawanan, kalau masalah penghuni saat ingin mengeluarkan mobil dari rumah, memang sebaiknya hati-hati walaupun pada posisi rumah apapun baik tusuk sate atau bukan. Setelah menanam pohon tentunya penghuninya akan lebih sehat karena pohon bisa membantu meredam debu yang akan masuk ke dalam rumah sehingga udara akan lebih segar dan seandainya ada mobil yang melaju kencang dan tidak dapat mengendalikan laju kendaraan, yang ditabrak adalah pohon, bukan rumah.
Sesederhana itukah???
Kalau segala sesuatu kita anggap itu sederhana tentu akan menjadi sederhana, namun apa bila kita anggap segala sesuatu itu sulit maka akan menjadi sulit.
Diantara anda tentu ada yang tidak setuju dengan pendapat diatas, karena banyak mungkin diantara anda yang sudah pernah tinggal di Rumah Tusuk Sate dan mengalami banyak masalah, saya tentu harus mempercayainya, karena alam semesta ini penuh dengan misteri dan sulit dijelaskan dengan logika. Yang bisa menjalaskan masalah ini adalah ilmu China Kuno yang dikenal dengan istilah Feng Shui (arti harfiahnya Angin dan Air), ilmu yang sudah dipraktekkan oleh nenek moyang orang China sejak dahulu sampai sekarang (Percaya atau tidak? Mao Zhe Dong naik tahkta, berkat keselarasan Feng Shui)
Feng Shui merupakan ilmu tata letak (tidak hanya tata letak, masih banyak perhitungan lain lagi) yang mengusahakan keseimbangan antara Manusia dan Alam. Dalam Ilmu Feng Shui dikenal istilah Shar Chi yang dapat diartikan sebagai Hawa Pembunuh, hawa inilah yang diyakini dapat menyebabkan penghuni rumah mengalami segala macam musibah. Saya meyakini pendapat ini benar, namun saya tidak bisa menjelaskan bagaimana sebenarnya bentuk Shar Chi itu (walau kadang saya dapat merasakan ketidaknyamanan saat ada Shar Chi menghantam saya) dan saya juga tidak bisa menjelaskan bagaimana Shar Chi bekerja.
Sekarang kembali kepada pendapat anda masing-masing apakah masih ingin menghuni Rumah Tusuk Sate atau lebih baik cari posisi yang lain? Bagi yang sudah terlanjur menghuni Rumah Tusuk Sate tips dari saya diatas bisa di coba.
Walaupun kita sebagai manusia punya kemampuan untuk menganalisa suatu keadaan, namun kita sebagai umat beragama, harus meyakini bahwa diatas segalanya ada TUHAN, tidak perduli apapun agama kita.


(Oleh PB 8)

Rabu, 13 Oktober 2010

DINAMO STARTER RP. 1.400.000 VS RP.60.000


Beberapa waktu  yang lalu, saya mampir ke hypermarket dekat rumah, bersama saudara perempuan saya. Setelah kami berbelanja kami ingin pulang, ternyata mobil tidak bisa di starter, saya coba berulang-ulang namun tidak ada reaksi pada mesin.
Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 21.00, dipelataran  sudah tidak banyak kendaraan yang parkir.
Apakah kami panik?
Tentu tidak’ saya tidak pernah panik apabila terjadi masalah pada kendaraan, kakak saya juga tenang-tenang saja karena dia tahu bahwa saya selalu mencari tahu informasi tentang barang apapun yang saya miliki. Dan dia tahu saya mengerti mesin.
Yang ada dalam pikiran saya adalah Accu soak (Habis Setrum), sehingga tidak ada reaksi pada Dinamo starter. Kemudian saya membuka kap mesin, dan mencari sebuah kabel kecil  yang tersambung pada Switch dinamo starter yang  sudah saya persiapkan untuk berjaga-jaga apabila Accu soak, maka saya masih bisa menghubungkan kabel itu ke kutub Positif Accu agar mesin bisa nyala (Walaupun Accu hanya terisi 30%)
Setelah saya coba hubungkan ternyata mobil tidak bisa menyala juga. Tentu dengan keadaan tersebut saya tidak mau buang waktu.
Cek Sekring ECU !!!!!
Tentu saja saya tahu itu, tetapi kalau kabel darurat yang saya persiapkan sudah tidak bereaksi dan lampu dashboard sudah menyala. Sudah bisa dipastikan masalah ada pada dinamo starter.
Pilihan satu-satunya adalah dengan cara Manual.
Manual?  Bagaimana caranya?
Manual maksudnya DORONG....
Caranya: Saya yang berada didalam mobil, kunci kontak pada posisi ON, masuk gigi tekan kopling sampai habis setelah mobil didorong dan bergerak agak lumayan lepas kopling dan mesin pun menyala. Saya kemudian memberi tips kepada pendorong mobil.
Keesokan harinya saya langsung ke tukang dinamo, saya pura-pura tidak  mengerti apa yang menimpa sang mobil. Tukang dinamo bercerita panjang lebar serta menunjukkan bentuk dinamo starter yang sudah sangat saya kenal (saya masih pura-pura tidak tahu) setelah dia selesai bicara saya tanya kira-kira perlu biaya berapa?
Jawabnya Rp. 1.400.000
Saya terkejut ½ mati dengan harga yang di tawarkan, karena saya sudah melakukan survey harga dinamo starter baru 1 set hanya 700.000, namun saya tidak ingin menggantinya dengan yang baru karena belum memeriksanya sendiri.
Untuk kerusakan pada dinamo starter kalau Switchnya rusak harga Rp. 150.000 baru, Carbon Brush habis harga Rp. 70.000, Dinamo rusak jika digulung hanya 250.000.  ongkos Rp. 0 karena saya biasa mengerjakannya sendiri. (Beda mobil beda harga, kalau mobil anda yang saya kerjakan ongkos NEGO, sediakan Kopi mungkin lebih murah lagi hehehe)
Akhirnya saya pulang, dan memarkirkan mobil didalam garasi karena belum sempat mengerjakannya. Beberapa hari kemudian saya menyempatkan diri membuka dinamo starter. Hanya ada tiga baut yang menghubungkan dinamo starter dengan blok mesin kemudian lepaskan kabel besar yang terhubung dengan switch dinamo (mur), dan kabel kecil (tertancap pada skun/ kabel yang selalu saya sambungkan untuk cadangan, bila accu soak). Memang hanya tiga baut , tetapi karena sudah lama tidak pernah bongkar mobil, terasa juga pegelnya. Beruntung selama ini kunci-kunci saya cukup komplit walaupun digunakan oleh montir profesional sekalipun. Dari kunci biasa sampai timing light saya mengoleksinya.
Setelah dinamo starter dibuka, saya coba menghubungkan kutub + Accu pada kabel yang terhubung langsung ke dinamo (tanpa melalui switch) ternyata tidak ada reaksi, saya kemudian melakukan pengukuran pada switch ternyata masih bagus. Fokus penanganan tertuju pada dinamo.
Saya melepaskan baut penutup pada dinamo, sambil berdoa semoga yang rusak adalah carbon brush jangan gulungannya. Doa saya ternyata terkabul, hahahaha yang rusak ternyata Carbon brushnya- sudah aus. Saya melepaskan carbon brush dan menuju toko onderdil, ternyata benar harganya hanya Rp. 60.000.
Setelah saya mendapatkan carbon brush saya merakit ulang dinamo starter, ternyata lebih gampang memasang kembali dari  pada membongkarnya. Setelah semua terpasang rapi, saya coba menyalakan mobil, ternyata Accunya soak karena sudah beberapa hari tidak dinyalakan.
Saya enggan melepaskan accu lain, menggunakan kabel jumper pun tidak sampai,  akhirnya saya ambil kabel darurat  yang terhubung pada skun di switch dinamo, dan saya tempelkan pada kutub +, akhirnya mobil menyala. Setelah menyala saya biarkan  beberapa saat agar setrum accunya bisa terisi lagi.
Semoga  tulisan ini bisa bermanfaat bagi anda semua.
 Tips: 
  1. Jangan lupa masuk gigi dua saat menyalakan secara manual, agar saat mesin menyala tidak  ada hentakan kencang 
  2. Jangan lupa memberi tips pada yang mendorong mobil
  3. Boleh sekedar cek harga komponen, namun jangan mengerjakannya sendiri karena akan mengurangi pendapatan  bengkel 
  4. Apabila mobil tidak dihidupkan selama beberapa hari, jangan lupa lepas salah satu kutub Accu, serta
  5. Jangan menginjak gas terlalu dalam saat mobil baru dinyalakan  yang mengakibatkan suara mesin menggelegar (Seolah-olah anda Sebastian Loeb) karena akan menyebabkan  keausan pada mesin anda.

Minggu, 10 Oktober 2010

DON CUAN, SANG PERAYU


Mulutnya setajam silet
Kata-katanya seindah pujangga
Mimik wajahnya bagaikan bunglon
Saat anda lengah anda jadi mangsa
Kemampuan inilah, saya beri julukan DON CUAN
            DON, saat mendengar atau membaca kata DON, saya selalu teringat dengan sang Godfather asal ITALIA yang oleh teman-temannya dekatnya dianggap sebagai SANG PENGAYOM, siapa dia?
Betul jawaban anda!,
bukan lain adalah DON VITO CORLEONE, saat ini saya tidak ingin menulis tentang beliau karena saya tidak punya pengetahuan tentang dunia mereka seperti MARIO PUSO, saya hanya tahu sedikit saja dan mengagumi tokohnya, serta mengagumi filosofi mereka yang dikenal dengan “Omerta”
DON secara bebas diartikan sebagai orang yang hebat (walaupun menurut anda bukan, silahkan saja)
Lalu bagaimana denga kata CUAN?
Penulis ini sembrono? Asal tulis, tidak tahu apa-apa berani menulis, sok ingin jadi Penulis. (Kumaha atuh?)
Yang benarnya mah DON JUAN, tokoh Fiksi asal Spanyol hehehehe, yang dikenal sebagi SANG PERAYU.
“Ssssttttt, jangan asal nuduh ya, Baca dulu isinya heheheh.........”

            Di dalam sebuah toko elektronik yang sangat besar tersusun rapi deretan elektronik terdiri dari televisi berbagai ukuran dari yang 14 inci sampai 34 inci, hi fi compo, pemutar piringan DVD, mesin cuci, serta lemari pendingin berbagai ukuran baik yang satu pintu maupun yang dua pintu.
            Seorang ibu di temani oleh anak gadisnya sebut saja sang anak, sedang melihat kearah deretan televisi, nampak di sampingnya seorang pelayan toko mungkin bernama Anto, dengan wajah tersenyum ramah mengikuti arah langkah sang ibu dan gadisnya.
“Ibu cari televisi berapa inci?” tanya Anto dengan ramah
“Lihat-lihat dulu dek” jawab sang ibu
“Silahkan bu, lihat-lihat tak perlu bayar bertanya juga gratis” ujar Anto sambil tersenyum ramah. Sok akrab.
“Televisi 29 inci merek Patent berapa mas?” tanya sang anak
“Murah neng” jawab Anto tak pernah hilang senyum dari wajahnya yang bulat
“Berapa mas?” tanya sang anak lagi
“Sekitar Rp. 2.600.000”
“Loh, kok lebih mahal dari supermarket besar?” ujar sang anak terlihat kaget
“Ngak mungkin neng, saya berani jamin pasti lebih murah asal typenya sama” Jawab anto tak mau kalah
“Benar mas di supermarket besar hanya RP. 2.550.000, tadi saya baru cek sama ibu saya” kata sang anak, sambil mengeluarkan catatan di handphonenya yang diperlihatkan kepada Anto.
Anto melihat handphone sang anak, lalu dengan santai menjawab “Oh, itu sih mereka belum sama antena neng, kalau disini saya udah plus antena dan kabel 15 meter yang harganya sekitar Rp. 150.000”
Sang Ibu dan sang anak mengangguk-angguk membenarkan jawaban Anto.
“Ibu, karena ibu sudah menjadi langganan saya, saya mau tunjukan hasil gambar televisi merek baru yang sudah sangat terkenal di Korea dan di bandingkan merek Paten yang mau ibu beli, ibu bisa bandingkan gambar kedua televisi itu”
Anto mempersilahkan sang Ibu dan Mirna duduk, dan tak lupa menyediakan dua gelas air mineral, kemudian Anto tampak sibuk menancapkan colokan antena pada kedu televisi itu yang hendak di perbandingkan hasil gambarnya. Tak lama kemudian kedua  televisi itu dinyalakan.
“Ibu merek kedua televisi ini saya tutup” kata Anto sambil menunjuk ke arah emblem merek yang memang sudah tertutup lem kertas.
“Kenapa ditutup mas?” tanya sang anak
“Ngak apa-apa neng, Cuma buat perbandingan  aja” jawab Anto
“Maksudnya?” tanya sang ibu
“Bu, salah satu dari televisi ini adalah merek Korea dan yang satunya merek patent yang ibu ingin beli tadi, ibu dan neng coba bandingkan kedua televisi ini gambanya mana yang lebih bagus dan lebih tajam?”
Sang ibu dan sang anak saling memandang, kemudian seperti di komando dua-duanya menunjuk televisi sebelah kanan.
“Benar bu, yang kanan memang lebih bagus gambarnya” kata pelayan toko
Kemudian pelayan toko melepaskan kertas penutup
“Ini yang gambarnya bagus merek Korea dan merek X “Paten” agak buram kan bu?” kata Anto
“Ia mas, yang bagus gambarnya berapa?” tanya sang Ibu
“Itu murah bu, hanya 2,2 sudah berikut antena garansi 1 tahun, 3 bulan rusak saya gantikan dengan yang  baru” kata Anto seolah-olah kata-katanya sudah dihafal luar kepala
“Bagus ngak mereknya?” tanya sang ibu masih penasaran
“Merek ini kalau di Korea paling terkenal, di Indonesia kalau sudah diiklankan masuk TV saya yakin harganya ga akan dapat segitu”
“Garansinya dimana?” tanya sang anak
Anto kemudian mengambil kartu garansi, dan ditunjukkan kepada anak dan ibu calon pelanggannya
“Tiga bulan kalau ada masalah saya tukarkan dengan yang baru, selanjutnya di service center yang ada pada kartu garansi” kata Anto
“Dua juta ya?” kata sang Ibu
“Belum bisa bu?” kata Anto sambil mengernyitkan dahi
“Dua juta aja mas? Kata sang anak ikut menawar
‘Belum bisa neng” kata Anto sambil mengambil kalkulator dan melihat-lihat isi map “paling bisa saya kurang 25” lanjutnya
“Dikit amat” kata sang anak
“Ibu jujur aja, saya hanya ambil 50 ribu lho” kata Anto sambil tersenyum “sedangkan ibu bisa pake ini TV bertahun-tahun”
Sang anak berbisik kepada sang ibu
“Dua juta seratus ya?” tanya sang ibu
“Kalau segitu saya nombok bu, terus terang modalnya 2,150.000 lho bu, kalau begitu saya minta lebihnya 10.000 aja deh buat makan siang jadi 2.160.000”
“Dua satu lima puluh aja” kata sang ibu yang tahu, tidak mungkin Anto jujur soal modal
“Ibu masak tega 10rb aja ga mau ngasi” kata Anto dengan wajah memelas
“Ya udah, tapi garansi 3 bulan ya” kata sang ibu
“Siap bu, tukar disini aja, 3 bulan lebih juga ga apa-apa khusus buat ibu” kata Anto sambil memasukkan televisi merek Koreanya versinya ke dalam kotak.
Sebenarnya yang dimaksud dengan merek Korea oleh Anto adalah televisi merek China. Kenapa tidak mengatakan merek China? Karena Brand image produk China kalah pamor dibanding produk Korea, walaupun sebetulnya masih sangat banyak produk China dengan mutu yang sangat baik..
Mengapa saat dilakukan perbadingan, merek Patent bisa lebih jelek dibanding dengan merek China?
Jawabannya sangat mudah: Orang awam pun bisa melakukan setting contras atau ketajaman gambar pada televisi, dan ada satu lagi yang mungkin tidak diketahui oleh banyak orang adalah kualitas kabel antena dan antena bisa mempengaruhi kualitas gambar. Bisa saja televisi merek China dipasang dengan Booster (penguat) signal sedangkan televisi paten hanya antena biasa.
Mengapa ada orang yang lebih ingin menjual produk dengan merek tertentu? Bukankah yang penting laku, mau merek patent atau China yang penting televisi terjual apa bedanya?
Jawabnya:
“PROFIT – KEUNTUNGAN- CUAN (versi Pelaku Bisnis)”
Bukankah sudah dapat Profit atau Cuan? Jika ada yang laku.
Memang sama-sama dapat Cuan, tetapi jika menjual produk merek “patent” tentu harganya tidak bisa di atas harga yang sudah terpampang jelas di supermarket besar, karena umumnya pembeli sudah melakukan survey ke supermarket besar. Sedangkan untuk produk dengan merek China umumnya tidak tersedia di supermarket besar dan Cuan nya bisa lebih besar alias lebih banyak CUAN.
Masih menganggap penulis asal tulis???
Semoga tidak, atau memang dari awal tidak menyalahkan Judul.

SEMOGA TULISAN INI BISA BERMANFAAT, DAN KITA BISA LEBIH CERDAS SEBAGAI KONSUMEN.

Selasa, 05 Oktober 2010

INI KARYA TUHAN

          Saya  rasa anda semua tentu sepakat dengan saya bahwa manusia adalah hasil Karya TUHAN, kecuali anda punya pendapat lain saya tidak tahu dan tidak akan sependapat dengan Anda.
    
    Walaupun ada SEDIKIT perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lain namun, lebih BANYAK persamaan........


Manusia hanya berbeda warna kulit dan bahasa, selebihnya
Manusia adalah SAMA


Kalau ANDA sepakat, dengan saya
Mari kita tinggalkan DISKRIMINASI & ANARKIS terhadap SESAMA


DAMAI ITU MEMANG INDAH.......

Senin, 27 September 2010

CERITA SANDAL SEBELAH (UNTUK BAYAR HUTANG)


          Dari judul di atas, terdapat kata yang agak menggelitik dan membuat orang penasaran. Sandal, bayar, hutang (penulisnya kehabisan judul kali hehehe)

         “Emang berapa besar hutangnya? sehingga bisa dibayar /dilunasi  hanya dengan sandal sebelah atau seberapa miskin (maaf) seseorang, sehingga harus terpaksa membayarnya dengan sandal sebelah, lantas bagaimana dengan sandal yang sebelahnya lagi?”

          Hutang disini, menurut saya adalah komitmen seseorang untuk menyanggupi melaksanakan sesuatu kepada orang lain, walaupun pengertian yang lebih luas umumnya menyangkut masalah uang alias fulus (pernah dengar orang hutang DOA? Saya pernah dengar Hutang Doa Cerita selanjutnya)

          Kembali ke inti tulisan ini, yaitu  sandal dan bayar hutang.
Alkisah, beberapa waktu yang lalu, saat saya dan teman-teman menghadiri suatu acara (karena kami semua belajar ekonomi, lagi-lagi EFISIENSI selalu menjadi acuan kami) ada beberapa teman yang ikut bersama dalam mobil saya,Bpk  B, Nona H, Nona N, Ny R dan anaknya si K (wajahnya copy-paste Ny R, benar ini bukan dusta).

          Saat turun dari mobil, ternyata sandal si K tertinggal dalam mobil. Nona H menghubungi Ny R tentu dengan telepon selluler (bukan telepati, saya yakin mereka belum bisa telepati, saya pun tidak bisa hehehe)
“R, sandal anak mu ketinggalan di mobil” kata Nona H dengan logat Jawa yang kental, walaupun sudah lama tinggal di Jakarta tetap saja logatnya asli Jawa (saya bersyukur berteman dengan siapapun dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai pulau Rote, maaf BIG BOSS, sy kutip syair lagu kampanyenya hehehe)

         “Titip saja di mobil Y” kira-kira jawaban Ny R (karena saya tidak bisa dengar suara Ny R jadi saya kira-kira saja)
         “Titip di mobil lo” kata nona H
         “Ok” jawab saya singkat (untung saya belum berkeluarga, kalau ada istri tentu akan curiga, jangan-jangan punya anak “haram” yang sandalnya ketinggalan. Lebayyyyyyyy)

          Sampai dirumah, saya lihat ada sandal bergambar Upin dan Ipin warna Biru kecil dan lucu. Timbul niat saya untuk memiliki sandal itu dan akan digantungkan dibawah kaca spion kabin, wah tak mungkin dan tak boleh itukan milik si K. Kemudian sandal saya taruh di bawah jok mobil.

          Hari-berganti menjadi minggu, mobil saya mulai kotor dan saya memang malas mencuci mobil sendiri, saya memanfaatkan jasa “Car Washing” dekat rumah yang menjadi langganan saya.
Saat tukang cuci mobil yang bernama Joni menurunkan karpet, ternyata sandal si K ikut diturunkan dan saya melihat Joni mencari-cari sesuatu di bawah jok yang lain dan kembali ke jok sebelahnya lagi.

        “Pak sandal yang satunya lagi mana? Teriak Joni
Melihat sandal si K, saya sudah menyiapkan jawaban yang Enak Didengar dan Perlu (kalo Tempo: Enak Dibaca dan Perlu: If you wanna be a marketer, you should knew every Positioning in marketing jungle. Benar ga sih bahasanya hahahahah)
         “Yang satunya nempel di kaki si K” jawab saya sambil menahan tawa
         “Ha” kata Joni sambil menggambil sandal biru kecil itu dan coba diraba-raba “Tidak lengket pak” lanjutnya
          “Benar Jon, ada lem nya” kata saya masih sambil menahan tawa
Entah Joni tidak mengerti atau tidak perduli
          “Dicuci juga pak sandalnya?” tanya Joni masih dengan wajah penasaran dan sekali lagi mengelus-elus sandal si K
          “Ia, dicuci biar lemnya ilang” jawab saya

           Pelanggan lain yang menyaksikan perbincangan saya dengan Joni hampir semuanya tertawa dan senang mendapat hiburan gratis. Setelah selesai mencuci sandal si K, Joni masih penasaran dengan lem yang ada pada sandal itu dan sekali lagi diteliti dengan serius. (maaf ya Joni)

Cuci mobil berikutnya.
           Karena saya sering memberi tips kepada Joni (walaupun sedikit tapi saya iklas), setiap saya datang pasti Joni yang melayani saya, dan saya juga suka dengan hasil kerjanya. Kali ini berbeda, Joni tidak bertanya lagi apakah sandal si K di cuci atau tidak. Joni langsung mencucinya dan tidak lupa mengelus-elus sandal si K untuk memastikan lemnya sudah hilang. Beberapa kali menyaksikan tindakan Joni, timbul rasa iba dalam hati saya kepada Joni (maaf sepertinya Joni memang tidak mengenyam pendidikan dan agak kurang), akhirnya sandal si K saya masukkan dalam plastik hitam dan saya simpan di rumah.

          Sebernarnya cerita ini masih bisa dilanjutkan, tetapi karena kebetulan ada ide yang lewat, saya mau mengetik dulu.............hehehehe

Cerita ini untuk melunasi hutang saya kepada Ny R untuk dibuatkan cerpen. LUNAS YA Ny R. :)

BEDA PERSEPSI

Setelah belasan tahun lulus perguruan tinggi, teman-teman ku berinisiatif untuk bertemu yang mereka beri nama REUNI, aku pun sepakat menggunakan kata itu karena kata itu memang lazim digunakan untuk mengumpulkan kembali teman-teman lama dalam sebuah pertemuan kangen-kangenan.
            Hari yang ditentukan, pun tiba. Kami berjanji untuk bertemu di sebuah restoran yang cukup terkenal di daerah Cikini, namun demi efisiensi kami berjanji untuk bertemu di kampus dan kebetulan mobil saya masih bisa menampung beberapa orang lagi.
            Sampai di kampus, kami prihatin melihat gedung kampus semakin tua dan tidak terurus (nyaris seperti gudang tua) yang berubah hanya pagar yang terbuat dari besi tempa yang diwarnai indah (lebih indah pagarnya dari pada gedungnya)
Saya  mengagumi sang waktu yang misterius, lewat depan kita tanpa permisi, dan sudah belasan tahun tidak menginjak kampus.
           “Gue, terakhir kesini dua tahun setelah lulus” kata MR Big (memang badannya besar)
            “Wah, hebat masih sempat mampir” timpal teman yang lain entah siapa saya tak ingat
Saya tidak banyak menjawab, yang ada dalam benak saya hanyalah memikirkan kampus tercinta ini, apakah jumlah mahasiswa yang mendaftar berkurang dari tahun ke tahun (semoga tidak)  walaupun mungkin ia jawabnya.
           “Ada cerita yang lucu” kata MR Big lagi, memang sosok yang satu ini lebih cocok jadi pelawak (sorry Mr Big)
Tiba-tiba teman yang lain, langsung serius ingin mendengarkan cerita lucu dari MR Big
          “Dua tahun setelah lulus, gue dateng ke kampus nyariin MR KY (MR KY, bukannya tidak cerdas sehingga lebih lambat lulusnya, tapi karena cinta sama kampus dan punya perhitungan yang matang “toh gue lulus bareng lu orang tetep aja pada nganggur” kira-kira begitu pendapat KY hehehehe dan benar banyak yang nganggur)”
         “Apanya yang lucu, hanya nyari MR KY” Tanya cewek lain sy juga lupa orangnya
          “Dengerin dulu” kata MR Big “Saat gue dateng, ketemu anak yunior banget, gue tanya, Jack lo kenal MR KY yang gondrong ga?” lanjut MR Big
Sampai disitu belum ada yang tertawa ternyata lucunya belum keluar.
“Si anak yunior dengan wajah ketakutan langsung menjawab sambil menunjuk, oh Bang MR KY, ono no ada disana sambil meninggalkan gue” kata MR Big menjelaskan dan sambil tertawa “Berarti selama ini MR KY sangat disegani dan paling senior namanya pake ditambah kata Bang lagi” lanjut MR Big masih sambil tertawa, dan di ikuti gelak tawa teman-teman semua yang menganggap lucu bahwa yunior ketakutan saat mendengar nama MR KY,
Saya juga tertawa terbahak-bahak, namun hal yang membuat saya tertawa adalah justru MR Big salah persepsi, menurut saya, si (mahasiswa) anak yunior banget ketakutan bukan karena nama MR KY, tetapi ketakutam karena MR Big yang benar-benar besar plus serem (tapi hati MR Big sangat baik hehehe) mencari MR KY yang walaupun tinggi namun sangat lembut  dan si anak yunior mengkhawatirkan keselamatan MR KY.

(Tulisan ini dibuat akibat tidak ada inspirasi menulis:

Cerita ini adalah FAKTA apabila terdapat kesamaan
Lokasi dan Nama itu BUKAN KEBETULAN tapi KENYATAAN)



OLEH: PB 8

SIMULASI PINDAH IBUKOTA

Membaca judul ini, sebagian orang tentu langsung berkomentar negatif
Gila, berapa biaya yang diperlukan untuk sebuah simulasi? Pindah ibu kota lagi.
Apa ngak lebih baik dananya untuk Study kelayakan?
                Ada juga yang bertanya, Apa itu simulasi?
Simulasi menurut pemahaman saya dapat disederhanakan menjadi “mengkondisikan suatu keadaan seolah-oleh “<span>mirip</span>” keadaan sebenarnya” mungkin masih banyak pendapat lain dengan kata-kata yang lebih indah atau lebih baku. Namun intinya adalah  seperti yang saya garis bawahi  kata “Mirip” sebenarnya (Mirip disini berbeda dengan head line surat kabar beberapa waktu “Mirip Ariel, Mirip Cut Tari atau Mirip Luna Maya J)
                Kembali ke judul “Simulasi Pindah Ibu Kota”
Ternyata selama hampir dua minggu libur Lebaran, secara tidak sengaja kilta telah melakukan simulasi pindah ibu kota, kita yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya merasakan perubahan yang sangat drastis.
Jalanan sepi, lalu lintas lancar, tidak ada kemacetan bus kota serta angkot pun  terlihat teratur. “saya mengendarai mobil dari Bekasi menuju Glodok (China Town  di Jakarta) hanya butuh waktu 20 menit itu pun dengan kecepatan sedang-sedang saja, hal yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya dengan waktu sesingkat itu (biasanya 1 jam 30 menit), benar-benar nyaman.
Sebagian penduduk Jakarta senang dengan keadaan ini. Jakarta lebih teratur dan udara lebih bersih.
Apakah semua orang menyukai keadaan ini? Tentu tidak.
Yang tidak menyukai keadaan ini, diantaranya adalah para pengusaha disektor Retailer (pengecer) yang termasuk saya di dalam nya. Hhmmmm.
Mengapa tidak menyukai keadaan ini?
Jakarta sepi artinya jumlah penduduk berkurang, jumlah penduduk sama artinya dengan konsumen Potensial, konsumen Potensial berkurang, sedikit banyak (mungkn banyak) tentu akan mempengaruhi konsumen Aktual dengan kata yang sederhana dikalangan Retailer “Lagi Sepi”.
Apakah sektor lain  terpengaruh? Secara kasat mata tentu, namun yang saya alami adalah sektor retailer.
Apakah masih ingin Ibu Kota dipindah???
Secara Ekonomi, saya Tidak Ingin, tetapi disisi lain saya  ingin merasakan terjadi hal-hal yang sensasional yang mungkin akan saya ceritakan kepada cucu saya kelak, bahwa saya pernah menyaksikan sejarah perpindahan Ibu Kota, bahkan pernah ambil ancang-ancang untuk
membeli tanah di Ibu Kota yang baru.





(Oleh : PB 8)

Rabu, 22 September 2010

AKU MENCINTAI PRIBUMI


AKU MENCINTAI PRIBUMI, 

A Novel by P B8. 
Tebal: 207 hal. ISBN: 978-6028-9661-39. Diterbitkan oleh Tanren Publisher, Jakarta.

Penulis berdarah campuran Melayu, Dayak dan China ini lebih suka menggunakan nama pena P B8 dikarenakan ingin selalu Low Profile dalam kehidupannya.

Novel ini dengan berani mengupas sisi kehidupan sosial yang selama ini belum banyak diketahui publik, hubungan cinta beda suku yang oleh sebagian orang dianggap tabu. Walaupun novel ini berlabel fiksi, namun banyak hal nyata yang dengan jujur dipaparkan oleh penulis.


Novel dengan Setting Kota Nanga Pinoh, Pontianak, dan Jakarta ini tidak hanya menghibur, novel ini juga mengusung pesan moral yang patut di teladani.


Pujian Pada novel AKU MENCINTAI PRIBUMI


Sebuah novel yang tampaknya dirilis dari kisah nyata ini cukup menyentuh hati. Kisah cinta klasik antara lelaki keturunan Cina dan gadis Pribumi yang dikemas apik oleh Penulisnya dengan ending happy end ini berakhir dengan luluhnya hati sang Bunda lewat tetesan darah gadis Pribumi yang akhir mampu meluluhkan kekerasan hati sang Bunda. Dra. Eni Setiati (Ibu rumah tangga dan Penulis Novel Titisan Cindaku)

Kisah anak manusia yang sejatinya setara di mata Tuhan.
Manusialah yang senang membedakan dirinya sendiri, menganggap lebih unggul atau lebih rendah kepada sesamanya.
Lihatlah dalam buku ini, betapa tidak bebasnya pikiran seseorang yang sangat terbuka di tengah pikiran yang tertutup dan sempit.
Rasakanlah dengan membaca kisah ini, betapa sulitnya seseorang untuk bertindak adil di tengah mayoritas yang sering membandingkan. Femikhirana (blogger, Jakarta)

“Romantisme Afuk adalah romantisme yang dikandung republik ini, sebuah advokasi bela kemanusiaan yg tidak dapat dilerai oleh “perbedaan”   atas nama apapun. Kesantunan sebuah novel terbaca manakala penulis sedang bergulat kuat dengan konstruksi sebuah realitas kehidupan sosial yang diidealkannya. Penulis tidak saja berhasil menstransfusi “Darah/Nyawa” pribumi dan non pribumi, namun sukses mengiklankan model kehidupan yang berkesesuaian dengan hakikat kehadirannya “for the others” 
Novel ini adalah novel bermartabat, saya menyukai nilai yang diperjuangkannya. BL Padatu (Penulis Novel Mata Capung, Mahasiswa P.hD)


Sebuah tulisan yang penuh kejujuran, mengalir, dan menjunjung tinggi nilai kebebasan yang santun....Abu Razifa (Penulis Latahzan For Kids)

“Menarik!!! Novel ini tidak hanya menceritakan sebuah kisah fiksi melainkan juga penulis secara lugas mengartikulasikan topeng-topeng kekolotan yang menjangkiti kehidupan masyarakat kita secara jujur. Namun penulis dengan penuh keberanian mengkritisi dan membongkarnya melalui kekuatan cinta”. Hendra Sipayung (Penulis buku Menantu Vs Mertua)