Selasa, 18 Januari 2011

APAKAH AKU SALAH DALAM MEMOHON DOA

Sejak mengenal Facebook (FB), sedikit terjadi perubahan dalam keseharian ku. Disela-sela menyelesaikan perkerjaan rutin, aku selalu menyempatkan diri buka FB saat melakukan koneksi internet. Koneksi internet sekedar baca berita atau artikel memang sudah sejak masih kuliah aku lakukan, karena banyak informasi penting yang bisa didapatkan. Walaupun demikian tetap saja membeli buku masih menjadi pilihan utama saya sebagai sumber ilmu, selain buku memiliki isi yang lebih padat, buku juga bisa kita wariskan kepada anak cucu kita kelak. Dan akan sangat bangga apabila di rumah kita memiliki sebuah perpustakaan pribadi berisi buku-buku yang sudah pernah kita baca semua.
Wah P B8 korupsi waktu! Saat kerja buka internet. Apa bossnya ngak tahu? Kalau ketahuan bagaimana?
Hehehe, tenang saya sobat. Saya sejak masih balita selalu ditanamkan budi pekerti yang positif oleh orang tua saya. Jadi saya berusaha tidak mengecewakan atau merugikan orang di sekeliling saya. Boss tidak akan marah karena sayalah Boss bagi diri saya sendiri (bukan bermaksud menyombongkan diri, memang inilah kenyataannya).
Kembali kepada judul SALAH MEMOHON DOA.
Seperti sudah saya jelaskan di atas, bahwa saya selalu buka FB. Namun apa yang saya lakukan saat membuka FB?
Pertama yang saya lihat adalah pemberitahuan. Saya berusaha menanggapi setiap tag, komentar atau apapun yang terjadi pada dindingku (Mohon maaf apabila ada yang terlewatkan) karena saya sangat menghargai perteman, walaupun kita semua tidak saling kenal secara fisik tetapi saya menganggap anda semua adalah benar-benar sahabat saya.
Bagaimana jika sahabat jadi cinta?
Sebaiknya hal itu dipikirkan kembali baik-baik terutama bagi anda yang wanita, jangan percaya tulisan yang manis-manis di FB karena banyak yang pintar menulis dengan kata-kata yang romantis bahkan bersedia mati untuk mu. Waspadalah sebelum benar-benar kenal dengan teman anda itu.
Setelah menanggapi dinding, saya mengkonfirmasi permintaan pertemanan. Kemudian saya mengucapkan terima kasih kepada teman yang telah mengkonfirmasi permintaan pertemanan saya, hal ini menyebabkan saya akrab dengan banyak teman.
Hal terakhir adalah mengucapkan selamat kepada teman yang kebetulan berulang tahun, di inbox atau di dinding.
“Selamat Ulang Tahun Semoga Panjang Umur dan Sukses Selalu (P B8) atau kadang sedikit promosi dengan menambahkan kata penulis novel Aku Mencintai Pribumi”.
Setelah saya baca ulang, ternyata saya merasakan kejanggalan dalam doa yang saya tuliskan.
Kejanggalannya di mana?
Saya menulis semoga Panjang Umur.
Apakah umur sesorang bisa didoakan?
Saya belum tahu jawaban pastinya.
Yang sering saya dengar adalah sejak seseorang dilahirkan sudah tertulis kapan akhir hidupnya (meninggal), jadi apakah dengan didoakan oleh berjuta-juta orang umur seseorang akan bertambah?
Mendoakan umur panjang sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok. Setiap orang yang bertemu Kaisar selalu memgucapkan “Semoga Kaisar Panjang Umur” sambil bersujud.
Apakah kaisar di Tiongkok bisa mencapai usia 200 tahun? Tentu tidak dan mustahil.
Setelah mengetahui kekeliruan saya dalam mengucapkan doa, mulai saat ini saya tidak akan mengucapkan semoga panjang umur lagi kepada siapa pun.
Doa semoga “Sukses” atau sehat lebih baik, karena akan memotivasi seseorang agar bekerja lebih giat demi kesuksesan.
Tulisan ini tidak bermaksud mengajak anda untuk tidak mengucapkan semoga panjang umur kepada siapapun, karena itu adalah hak semua orang untuk memohon doa. Yang layak mengabulkan doa hanyalah TUHAN.
Kata-kata yang paling saya sukai adalah “BERBUAT BAIKLAH, SEAKAN-AKAN BESOK ANDA AKAN MATI”
SALAM PERSAHABATAN
(P B8)

3 komentar:

  1. doa semoga mendapat keberkahan aja juragan ehehehehehe umur panjang kalau penyakitan malah nyusahin anak cucu

    BalasHapus
  2. nggak nyangka ketemu disini ya om salam dari tanah jiran

    BalasHapus
  3. He he he betul juga sobat, yg penting berkah ajalah.
    Salam sukses selalu .....
    Negara Mana sahabat?

    BalasHapus