Jumat, 11 Maret 2011

BINGUNGKU TERJAWAB (Lanjutan cerpen BINGUNG)

Dalam kebingunganku, aku dikagetkan oleh dering telepon genggam ku. Spontan aku menjawabnya tanpa melihat siapa yang menghubungi ku. Aku sangat senang mendengar suara adik ku yang sedang menjalani tugas PTT sebagai dokter muda di pedalaman Kalimantan.
“Assalam’mualaikum Kakak ini Aku,” Terdengar teriakkan adikku.
“Waalaikumsalam Andre. Suaramu tidak jelas,” kata ku.
“Signalnya jelek padahal aku sudah manjat di atas bak penampungan air Wudhu di Masjid,” teriak Andre “Kak jangan ditutup dulu” lanjut Adikku.
Aku mendengar suara Adzan sangat kencang. Aku mengerti kenapa suaranya sangat kencang, karena Adikku selalu mencari tempat tinggi jika ingin menghubungi ku melalui telepon genggam dan kebetulan saat itu adikku berada di tower penampungan air wudhu yang dekat dengan speaker Masjid hal yang sering ia lakukan. Aku melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 10.55 yang berarti di tempat adikku sudah pukul 11.55. Waktu Zuhur.
Setelah Adzan berhenti, adikku mulai berteriak lagi.
“Kakak jadwal kita tidak berubahkan? Aku sudah izin dengan kepala rumah sakit.”
“Jadwal apa?” Tanya ku.
“Umrah,”  Teriaknya lagi.
“Insya Allah ngak berubah,” jawab ku, kemudian telepon terputus. Bukan sengaja diputus namun itu akibat signal yang tiba-tiba menghilang, itu sudah biasa terjadi ditengah komunikasi antara kami dengan Andre.
Perasaanku sangat tenang dan pikiran ku kembali jernih. Aku langsung bisa mengambil keputusan terhadap Sharon. Sharon cantik yang akan menjerumuskan ku ke dalam maksiat setelah sekian tahun menghilang.
Tanpa sengaja aku mengucapkan kata “Subbahanaulah, melalui Andre Engkau memperdengarkan Adzan kepada ku, dan mengingatkan ku akan tanah suci. hamba mohon ampun ya Alloh.”
Sharon langsung mengerti apa jawabanku, tanpa pamit langsung meninggalkanku. Aku hanya tersenyum dan tidak berusaha mengejarnya.


(A Cerpen by P B8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar