Selasa, 29 Maret 2011

PESTA BEDA DENGAN DUKA

Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak terlepas dari interaksi antar manusia yang sering dikenal dengan istilah persahabatan. Dahulu pengertian persahabatan umumnya hanya terbatas pada individu yang saling mengenal, walaupun ada juga sahabat pena (surat menyurat seperti yang saya alami waktu masih SMP dengan orang diluar pulau), seiring dengan perkembangan teknologi saat ini seseorang sangat mudah berteman dengan siapa pun. Yang paling poluler saat ini tentunya jaringan sosial berupa Facebook dan Tweeter, sehingga seseorang bisa memiliki teman sampai akunnya tidak cukup. 
Berapapun jumlah teman anda di jaringan sosial, saya yakin tetap saja teman yang anda kenal secara nyata yang akan selalu menjalin kekerabatan akrab dengan anda, walaupun tidak menutup kemungkinan anda akan akrab dengan teman dunia maya jika satu sama lainnya berniat saling tukar telepon dan menjadi teman akrab, dan saya berharap hal ini terjadi pada saya. Tentunya bukan  teman seperti Selly sipenipu di facebook yang saya harapkan.
Kembali ke mahkluk sosial. Dalam perjalanan hidup tentunya sesekali manusia sesuai dengan tradisi masing-masing pasti mengadakan sebuah acara atau lebih umum disebut pesta, entah pernikahan atau selamatan ini itu yang tentunya kita sebagai teman sering diundang.
Apakah kita wajib datang  jika diundang?
Menurut saya tentu tidak wajib, namun jika tidak ada halangan sebaiknya datang sambil ikut merasakan kebahagiaan kerabat kita.
Apakah sebaiknya memberi karangan bunga, kado, atau uang tunai dan berapa banyak nilainya?
Semua itu tentunya tergantung pendapat masing-masing. Kalau saya biasanya ambil yang simple saja lebih mudah memberi ang pau (amplop merah berisi uang).
Wah P B8 matre juga mengharapkan uang  dari tamu.
He he he. Anda salah. Sampai saat ini saya tipe orang yang tidak pernah merayakan segalanya dengan pesta, saya pikir lebih baik uang yang akan kita buat pesta dikurangi dengan kemungkinan angpau yang akan kita dapatkan itu disumbangakan ke panti asuhan mungkin akan lebih  bermanfaat. (Maaf ini hanya opini saya. Memang ada cara lain untuk bersedekah dan itu sah-sah saja dan tergantung masing-masing orang).
Kalau begitu berapa jumlah ideal untuk sebuah ang pau?
Itu tergantung saku masing-masing. Saya berprinsip  bahwa seseorang yang akan mengadakan hajatan tentunya tidak mengharapkan keuntungan dari acaranya yang diadakan. Kalau ingin untung tentunya buka usaha, bukan?
Saat ingin membuat sebuah hajatan tentunya seseorang telah memperhitungkan anggaran yang akan dihabiskan dan sudah pasti mereka sudah mempersiapkannya dengan matang. Jadi anda jangan kuatirkan isi angpau anda.
Dalam kehidupan sosial juga, manusia pasti meninggal dunia. Saya yakin anda pasti setuju.
Dalam hal kerabat yang meninggal, saya menyarankan anda  memberikan dukungan nyata dengan memberikan sumbangan lebih besar lebih baik.
Kenapa?
Sesorang kalau meninggal tentu tidak tahu kapan akan datangnya ajal menjemput. Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa untuk segala keperluan prosesi penguburan butuh biaya yang tidak sedikit, apalagi etnis tertentu yang masih melaksanakan tradisi nenek moyang. Karena meninggal tidak bisa direncanakan berbeda halnya dengan pesta pernikahan atau sunatan atau pindah rumah, bisa jadi keluarga yang ditinggalkan tidak memiliki dana untuk segala macam prosesi duka. Disinilah kita sebagai mahluk sosial sebaiknya dan WAJIB melayat dan memberi dukungan baik dana maupun tenaga.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

(Salam Persahabatan P B8)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar